Narsisisme Bukan Sekadar Karakter, Tapi Masalah Otak
Narsisisme Bukan Sekadar Karakter, Tapi Masalah Otak

Tahukah kamu bahwa narsisisme bukan sekadar sifat buruk atau kesombongan berlebihan?
Narsisisme adalah bagian dari gangguan kepribadian golongan B, dan sering kali beriringan dengan psikopati (antisosial) dan histrionik. Para peneliti menemukan bahwa hampir tidak ada narsisis “murni”. Otak mereka menunjukkan pola yang mirip—terutama di bagian yang mengatur empati, kesadaran moral, dan konsekuensi.
Lewat pemindaian otak, terlihat bahwa area empati mereka tidak aktif dan terisolasi. Ini sebabnya mereka tampak tak sadar atau tak peduli akan peran dan dampaknya terhadap orang lain—baik dalam keluarga, pekerjaan, maupun lingkungan sosial. Mereka berpikir dalam “kotak-kotak” terpisah, tidak mampu menyatukan sebab-akibat, apalagi merasakan beban emosional dari kerusakan yang mereka timbulkan.
Mereka mungkin menyadari bahwa mereka bermasalah. Tapi itu tidak mengubah apa pun. Karena otak mereka memang tidak dapat “menghubungkan titik-titik” secara normal.
Sayangnya, para ahli meyakini bahwa struktur otak ini bersifat permanen. Tidak boleh diubah. Maka, satu-satunya cara adalah konseling jangka panjang untuk mengurangi kerusakan, bukan menyembuhkan.
Jangan berharap mereka berubah. Harapannya adalah kita menyadari, memahami, dan menjaga jarak.
Ulasan
Catat Ulasan